Instagram

Supercar Listrik Menristek Habiskan Dana Rp2 Miliar


detail berita
YOGYAKARTA - Lima unit kendaraan bertenaga listrik milik Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) siap diuji coba. Menristek Gusti Muhammad Hatta sendiri yang akan mencobanya ditemani Rektor UGM Yogyakarta, Pratikno. Semua mobil diuji kelayakan jalan di kampus UGM Yogyakarta.

Selo, salah satu mobil listrik berwujud sedan sport dengan kelir kuning gading, kehadirannya langsung menjadi idola, karena dikemudikan langsung oleh Menristek dan Rektor UGM Yogyakarta.

Sekilas perawakannya mirip dengan Lamborghini Aventador, hanya saja air intake besar di bagian depan digantikan lampu senja. Tentu mobil listrik tidak butuh banyak asupan udara seperti mesin pembakaran internal konvensional yang butuh udara buat pembakaran sekaligus pendingin. Sedangkan lampu depan hampir serupa dengan mata supercar hybrid Ferrari LaFerrari.

Desain keempat mobil lain terbilang 'biasa', luput dari minat pengunjung, civitas kampus sekaligus puluhan wartawan dari berbagai media nasional maupun lokal yang hadir di acara tersebut.

"Saya suka desainnya itu, ini pasti anak-anak muda 'ngiler' juga lihat mobil seperti ini," kata Gusti Muhammad Hatta kepada wartawan di kampus UGM Yogyakarta, Jum'at (22/11/2013).

Menristek menyampaikan, mobil listrik jauh lebih aman dari mobil biasa yang menggunakan bahan bakar bensin atau solar. Selain itu, dari sisi lingkungan, mobil listrik juga jauh lebih bagus.

"Kalau mobil-mobil lain kan bisa terbakar ya, kan ada bensinnya. Kalau mobil ini jauh lebih aman dari segi keselamatan, mobil ini kan engak ada bensinnya," katanya.

Apalagi, lanjutnya, mobil listrik tidak ada pencemaran udara yang dihasilkan. "Mobil lain ada asap atau segala macam lah, kalau mobil ini tidak, ramah lingkungan," timpalnya lagi

Rumah modifikasi Kupu-Kupu Malam asal Yogyakarta bertanggung jawab atas pengerjaan Selo. Tatar Yoga Nugroho, Supervisi Bengkel Modifikasi Kupu-Kupu Malam, yang juga turut hadir menjelaskan, biaya perakitan satu unit mobil sekira Rp 1.5 miliar hingga Rp 2 miliar.

"Kita kerjakan lembur terus karena waktunya dibatasi, dan harus selesai dalam kurun waktu enam bulan," jelasnya.

0 komentar:

Posting Komentar